Thursday 22 May 2014

6 makalah akutansi II UTANG JANGKA PANJANG

MAKALAH
UTANG JANGKA PANJANG
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah AKUTANSI II
Yang di ampuh oleh Nining Sudiyanti ,SE, MSA
ekonomi unsa
 










Di susun oleh :
Irwan Setyawan
12.03052110
Syafaruddin

Nurul Hikmawati

Guspita Yanti

Suherman



FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA)
SUMBAWA BESAR TAHUN 2014



KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul akuntansi Utang Jangka Panjang“.
Di dalam pembuatan makalah ini, kami berusaha menguraikan dan menjelaskan mengenai utang jangka panjang. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati kami menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing kami Yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan saran, kritik dan petunjuk dari berbagai pihak untuk pembuatan makalah ini menjadi lebih baik dikemudian hari.
Semoga makalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan informasi pada masa yang akan datang, khususnya bagi Mahasiswa universitas Sumbawa Besar. Terima kasih.


                                                                                    Sumbawa, 24 januari 2014


                                                                                                Penyusun



            DAFTAR ISI
Cafer................................................................................................................................... 1
Kata penghantar................................................................................................................. 2
Daftar isi............................................................................................................................. 3
BAB I. Pendahuluan
A.    Latar belakang........................................................................................................ 4
B.     Rumusan masalah................................................................................................... 4
BAB II. Pembahasan
A.    Pengertian utang jangka panjang............................................................................ 5
B.     Jenis jenis utang jangka panjang............................................................................. 5
C.     Bentuk bentuk obligasi........................................................................................... 6
D.    Penilaian obligasi saat diterbitkan.......................................................................... 7
E.     Disposisi utang obligasi ......................................................................................... 8
F.      Harga obligasi......................................................................................................... 9
G.    Pencatatan utang obligasi....................................................................................... 9
BAB III. Penutup
A.    Kesimpulan ........................................................................................................... 11



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Hutang jangka panjang merupakan kewajiban yang dapat dibayar lebih dari 1 tahun atau 12 bualan. Kewajiban jangka panjang juga sering disebut sebagai debt-financing, artinya kegiatan pendanaan yang dilakukan dengan cara meminjam atau berhutang. Dan akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar, seperti peralatan, gedung, tanah, investasi saham atau investasi obligasi jangka panjang, dan sebagainya.Hutang jangka panjang ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu hutang hipotik dan obligasi. Dari jenis-jenis tersebut memiliki pengertian,pemahan dan cara mengerjakan yang berbeda satu sama lain.
B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian utang jangka panjang ?
2.      Apa saja jenis utang jangka panjang ?
3.      Apa saja bentuk bentuk utang obligasi ?
4.      Bagaimana Penilaian obligasi saat diterbitkan ?
5.      Bagaimana disposisi utang obligasi ?
6.      Bagaimana harga obligasi ?
7.      Bagaimana pencatatan utang obligasi ?


8.       
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian utang jangka panjang
Hutang merupakan instrumen yang sangat sensitif terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan ditentukan oleh struktur modal. Semakin tinggi proporsi hutang, maka semakin tinggi harga saham. Namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil dari pada biaya yang ditimbulkan. Para pemilik perusahaan lebih suka menciptakan hutang pada tingkat tertentu yang menaikkan nilai perusahaan.
Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung dari tanggal pembuatan neraca per 31 Desember. Perusahaan untuk memperoleh sumber ekonomi yang akan digunakan membelanjai kegitan khususnya yang bersifat jangka panjang, perusahaan dapat mengeluarkan sertifikat berarti membuat perjanjian hutang, menyatakan pembuat bersedia membayar bunga atas pinjaman tersebut secara periodik selama jangka waktunya.
Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat diganti dengan asset tertentu. Dalam operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi pengeluaran kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka panjang berubah menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian untuk memindahkan bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek.
B.     Jenis jenis utang jangka panjang

1.      Utang Hipotik
Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang dijaminkan dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta peminjam yang dijadikan jaminan berupa tanah atau gedung. Jika peminjam tidak melunasi pada waktunya, pemberi pinjaman dapat menjual jaminan tersebut yang kemudian diperhitungkan dengan hutang. Adalah penyerahan tertulis mengenai hak atas harta benda tak bergerak untuk mejamin pembayaran hutang dengan ketentuan bahwa penyerahan itu akan dibatalkan setelah waktu pembayaran. Bahwasannya hutang jangka panjang boleh membuat hipotek, dia juga bisa diansur, dan lain-lain. Yang menjadi contoh dari kewajiban jangka panjang ini adalah sewa/rental.
Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari satu sumber, misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu bank tertentu. Kredit-kredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang banyak dijumpai dalam praktik.


2.      Utang obligasi
Hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh melalui pengeluaran surat-surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi. Apabila perusaahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari utang jangka panjang. Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari satu sumber perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat di jual bila reputasi perusahaan cukup baik dan dipandang akan tetap berdiri selama jangka waktu beredarnya obligasi tersebut.
Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin besar bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat bunga obligasi harga jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara penjualan langsung atau melalui lembaga-lembaga keuangan.Dalam surat obligasi dicantumkan nilai nominal obligasi, bunga pertahun, tanggal pelunasan obligasi dan ketentuan lain sesuai jenis obligasi tersebut biasanya meliputi bond, wesel jangka panjang, dan obligasi sewa. Bond biasanya berasal dari bunga hutang wesel ditahan yang pada umumnya dikeluarkan oleh sebuah perusahaan, lembaga tinggi, maupun agen pemerintahan sehingga banyak menarik investor seperti halnya saham biasa yang dijual dengan jumlah kecil (biasanya dalam ribuan dollar). Bond dalam perusahaan menadatangkan keuntungan datau tidak. Di antara keuntungan bond adalah tidak adanya pengaruh dari kontrol pemegang saham, penyimpanan pajak, dan pendapatan/keuntungan yang diperoleh akan lebih besar sedangkan kerugiannya adalah bunga harus dibayar sesuai periode yang dipakai dan prinsip nilai akan dibayar ulang waktu jatuh tempo.
C.    Bentuk bentuk obligasi

1.      Government Bond
Seperti T-Bills, US Treasury Notes dan US Teasury Bond adalah sekuritas pemerintah yang digunakan untuk pendanaan dalam utang pemerintah. Pembayaran kuponnya bersifat semi-annual. Ketika diterbitkan, US Treasury Notes memiliki masa jatuh tempo 2 (dua) sampai 10 (sepuluh) tahun dan US Treasury-Bond memiliki masa jatuh temponya lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Jenis-jenis obligasi pemerintah yaitu pertama, Callable Bond yang biasanya dibeli kembali oleh penerbitnya pada harga tertentu di masa yang akan datang. Kedua, Federal Agency Bond. Ketiga, Municipal Bond, yang diterbitkan oleh pemerintah lokal untuk mendanai highways, sistem perairan pendidikan dan capital project lainya. Ada 2 (dua) tipe Multicipal Bond yaitu General Obligation Bond dan Revenue Bond.
2.      CorporateBond
Corporate Bond adalah sekuritas yang mencerminkan janji dari perusahaan yang menerbitkan untuk memberikan sejumlah pembayaran berupa pembayaran kupon dan pokok pinjaman kepada pemlik obligasi, selama jangka waktu tertentu. Perusahaan yang menerbitkan obligasi disebut debitur, sedangkan investor yang membeli obligasi disebut kreditur.
3.      Registered Bond
Registered Bonds adalah obligasi yang nama pemiliknya tercantum dalam sertifikat.
4.      Coupon Bonds atau Bearer Bonds
Coupon Bonds/Bearer Bonds adalah obligasi yang nama pemiliknya tidak dicantumkan dalam sertifikatnya.
5.      . Term Bonds
Term Bonds adalah obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu tanggal tertentu.
6.      Serial Bonds
Serial Bonds adalah obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap (pada beberapa tanggal tertentu).
D.    Penilaian obligasi saat diterbitkan
Pada saat penerbitan, obligasi dinilai sebesar kas yang diterima (proceeds), yang dapat dihitung berdasarkan nilai sekarang (present velue) dari pengeluaran-pengeluaran debitur obligasi di masa yang akan datang yang terdiri dari nilai jatuh tempo obligasi dan beban bunga ini dipengaruhi oleh stated rate (SR) dan market rate (MR)
Jika MR = SR, berarti obligasi tersebut dinilai sebesar nilai parinya.
Jika MR > SR, berarti obligasi tersebut dinilai kurang dari nilai parinya atau kas yang di bawah nilai pari
Jika MR < SR, berarti obligasi tersebut dinilai diatas nilai pari.
Metode amortisasi diskonto atau premium obligasi Salah satu karateristik obligasi adalah bahwa pada saat tanggal jatuh tempo, obligasi akan dinilai sebesar nilai premium. Oleh karena itu diskonto atau premium yang muncul pada saat penerbitan obligasi akibat selisih antara kas yang diterima dengan nilai nominalnya harus dihapuskan, yaitu dengan cara diamortisasi setiap akhir periode setiap akhir periode atau setiap tanggal pembayaran bunga. Pada saat tanggl jatuh tempo, diskonto atau premium sudah harus habis diamortisasi sehingga nilai buku obligasi sama dengan nilai nominalnya.
Ada 2 metode amortisasi yang bisa diterapkan dalam akuntansi, yaitu :
1. Metode Garis Lurus – besarnya amortisasi setiap periode sama
2. Metode bunga efektif – nilai amortisasi diskonto atau premium setiap periode berbeda-beda.


E. Disposisi hutang obligasi
Disposisi atau terhapusnya hutang obligasi dari neraca bisa dengan dua cara, yaitu
1.      Jatuh tempo
Pada saat tanggal jatuh tempo, hutang obligasi sudah harus dilunasi sebesar nilai parinya dan diskonto atau premium sudah harus diamortisasi sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian yang muncul.
a. Pembayaran bunga
Hutang bunga xxx
Kas xxx
b. Pelunasan Obligasi
Hutang obligasi xxx
Kas xxx
2. Pelunasan dini
Dimungkinkan sebuah obligasi dilunasi sebelum tanggal jatuh tempu (callable bonds). Jika terjadi pelunasan dini atau pelunasan sebelum tanggal jatuh tempo, maka masih ada premium atau diskonto yang belum habis diamortisasi dan ada kemungkinan besarnya pelunasan lebih rendah atau lebih tinggi dari nilai buku obligasi sehingga muncul keuntungan atau kerugian akibat pelunasan dini.
a. Pembayaran bunga
Beban bunga xxx
Kas xxx
Amortisasi diskonto xxx
b. Pelunasan obligasi
Hutang obligasi xxx
Keg. Akibat pel. Dini xxx
Kas xxx
Amortisasi diskonto xxx







F. Harga obligasi
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
1.    Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
2.    at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.
3.    at discount (dengan Diskon): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.
G. pencatatan hutang obligasi
Apabila obligasi dijual tidak tepat pada tanggal pembayaran bunga, pembeli obligasi di samping membayar harga obligasi juga harus membayar bunga berjalan sejak tanggal bunga terakhir sampai dengan tanggal penjualan obligasi tersebut. Bunga berjalan yang dibayar oleh pembeli dicatat perusahaan dengan mengkredit rekening biaya bunga atau rekening utang bunga obligasi. Sedangkan bila bunga berjalan dikreditkan ke rekening utang bunga obligasi maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit utang bunga obligasi sebesar bunga berjalan dan sisanya didebitkan ke rekening biaya bunga. Jika bunga berjalan dikreditkan ke rekening biaya bunga maka pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit rekening biaya bunga obligasi sebesar bunga yang dibayar.
Amortisasi agio atau disagio dapat dicatat setiap bulan, setiap tanggal pembayaran bunga atau setiap akhir periode bersama dengan jurnal penyesuaian yang lain. Berikut disajikan contoh pencatatan utang obligasi, PT Millenia Megah pada tanggal 31 Desember 2005 memutuskan untuk mengeluarkan obligasi pada tanggal 1 Mei 2006 sebesar Rpl.000.000,-, bunga 10% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 1 Mei 2011. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1 November. Seluruh obligasi dapat dijual pada tanggal 1 Juli 2006 dengan harga Rpl.029.000,- (yaitu harga jual Rpl.030.000,- dikurangi biaya penjualan Rpl .000,-) ditambah bunga berjalan untuk jangka waktu 1 Mei 2006 sampai dengan 1 Juli 2006. Tahun buku PT Millenia Megah adalah tahun kalender, amortisasi agio dicatat setiap akhir periode. Umur obligasi dihitung sebagai berikut:
2006    = 6 bulan (1 Juli sampai dengan 31 Desember)
2007    = 12 bulan
2008    = 12 bulan
2009    = 12 bulan
2010    = 12 bulan
2011    = 4 bulan
Jumlah = 58 bulan
Dalam perhitungan umur obligasi, yang diperhitungkan adalah lamanya obligasi itu beredar, yaitu sejak tanggal dijual sampai saat jatuh tempo. Agio obligasi sebesar Rp29.000,- (Rpl.029.000,- dikurangi Rpl.000.000,-) akan diamortisasikan selama umur obligasi yaitu 58 bulan, sehingga amortisasi agio setiap bulannya sebesar Rp29.000,- : 58 = Rp500,-.



BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Utang jangka panjang digunakan untuk menunjukan utang-utang yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sunber yang bukan dari kelompok aktiva lancar.
Apabila perusaahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari utang jangka panjang. Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari satu sumber perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat di jual bila reputasi perusahaan cukup baik dan dipandang akan tetap berdiri selama jangka waktu beredarnya obligasi tersebut. Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin besar bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat bunga obligasi harga jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara penjualan langsung atau melalui lembaga-lembaga keuangan.








DAFTAR PUSTAKA
http://zulidamel.wordpress.com/2009/02/26/hutang-jangka-panjang/
http://goryank.blogspot.com/2011/11/makalah-hutang-jangka-panjang.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_akuntansi_2/bab4-investasi_dan_hutang_jangka_panjang.pdf
http://mistercela21.wordpress.com/2010/02/22/hutang-jangka-panjang-2/
http://evaoktaviagunawan.wordpress.com/2011/11/06/hutang-jangka-panjang/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/akuntansi-keu-menengah-2-hutang-jangka-panjang-hipotik/


6 comments:

Unknown said...

makasih gan sangat membantu

Unknown said...

makasih gan sangat membantu

Unknown said...

izin copy gan .

Syahrul Hardiansyah said...

Thanks gan, nitip jejak ya http://seranggakepo.blogspot.co.id

Statistik said...

OK ,.,,

Statistik said...

yang daerah sumbawa besar
ane mau promosi ojek online daerah sumbawa besar NTB
download aplikasi di play store JEK SAMAWA
ANE jamin Pelayanan Maximal
trms,...,
udah mengujungi blog ane.,.,..,.

Post a Comment