MAKALAH
AKUNTANSI EKUITAS : REI
Di susun oleh :
I.gusti
ketut manik satria darma
Irwan
setyawan
Nurul
hikmawati
Handayani
FAKULTAS
EKONOMI
PROGRAM
STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS
SAMAWA (UNSA)
SUMBAWA
BESAR 2013
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini “akuntansi ekuitas : REI“.
Di dalam pembuatan makalah ini, kami berusaha menguraikan
dan menjelaskan mengenai deviden, laba ditahan serta laba per lembar saham.
Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati kami menyampaikan terima
kasih kepada dosen pembimbing kami Yang telah memberikan waktu dan
kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata kami menyadari bahwa
pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya, oleh
karena itu kami mengharapkan saran, kritik dan petunjuk dari berbagai pihak
untuk pembuatan makalah ini menjadi lebih baik dikemudian hari.
Semoga makalah yang telah kami buat ini
dapat bermanfaat dan menjadi bahan informasi pada masa yang akan datang,
khususnya bagi Mahasiswa universitas Sumbawa Besar. Terima kasih.
Sumbawa, 27 januari 2014
DAFTAR ISI
Cafer
.................................................................................................................................. 1
Kata
penghantar ................................................................................................................ 2
Daftar
isi ............................................................................................................................ 3
BAB
I. Pendahuluan
A. Latar
belakang ....................................................................................................... 4
B. Rumusan
masalah .................................................................................................. 4
BAB
II. Pembahasan
A. Deviden
................................................................................................................. 5
B. Laba
di tahan ......................................................................................................... 9
C. Pendapatan
komprehensif lainnya ........................................................................ 11
D. Laporan
laba rugi komprehensif ........................................................................... 12
E. Laba
per lembar saham ......................................................................................... 12
BAB
III. Penutup
A. Kesimpulan
........................................................................................................... 14
Daftar
pustaka .................................................................................................................. 15
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Di suatu akhir periode akuntansi
perusahaan ada dua hasil yang sering terjadi, yaitu laba atau rugi. Pengukuran
laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi penting
juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan
investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat oleh banyak
seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonom,
fiskus, dan sebagainya (Harahap, 2001: 259).
Ada dua media pelaporan yang
digunakan untuk melaporkan hasil aktivitas perusahaan yaitu Laporan Rugi Laba
dan Laporan Laba Ditahan. Laporan Laba Ditahan dapat disajikan terpisah dari
Laporan Rugi Laba, dapat juga disajikan sebagai bagian dari Laporan Rugi Laba.
Laporan Laba Ditahan dapat juga disajikan di dalam Laporan Perubahan Modal,
dimana perubahan laba yang ditahan termasuk di dalamnya. Dalam hal yang
terakhir Laporan Laba Ditahan secara tersendiri sudah tidak diperlukan. Laporan
Rugi Laba dan Laporan Laba Ditahan merupakan laporan atas aktivitas perusahaan
selama satu periode akuntansi, berbeda dengan neraca yang memberikan informasi
tentang aktiva dan hutang perusahaan pada waktu tertentu.
B.
Rumusan
masalah
1. Apa pengerti
serta pembagian deviden ?
2. Apa saja
yang diketahuin mengenai laba di tahan ?
3. Apa saja
yang di ketahui mengenai komprehensif lainnya ?
4. Apap saja
laporan laba rugi komprehensif ?
5. Bagai
perhitungan laba perlembar saham ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Deviden
Deviden
adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar
yang dimilikinya. Apabila dividen yang dibagikan itu berbentuk selain uang
tunai maka akan dicatat dengan judul yang sesuai. Jika digunakan istilah
dividen saja, maka yang dimaksudkan adalah dividen kas. Dividen yang dibagi
oleh perusahaan bisa mempunyai beberapa bentuk sebagai berikut:
1. Deviden
kas
2.
Dividen aktiva selain kas (property
dividends)
3.
Dividen Utang (Scrip Dividends)
4.
Dividen Likuidasi
5. Dividen
Saham
Pembagian
dividen kepada para pemegang saham dapat berakibat sebagai berikut:
1. Pembagian
aktiva PT dan suatu penurunan dalam jumlah modal PT seperti dalam hal dividen
kas, aktiva selain kas atau dividen likuidasi.
2.
Timbulnya suatu utng dan suatu penurunan
dalam jumlah modal PT seperti dalam hal dividen utang atau dividen kas yang
sudah diumumkan tetapi belum dibayar .
3. Tidak
ada perubahan dalam aktiva, utang atau jumlah modal PT, tetapi hanya
menimbulkan perubahan komposisi masing-masing elemen dalam modal PT seperti
dalam hal dividen saham.
Dalam
rangka pembagian dividen dari suatu perusahaan ada 3 tanggal yang perlu
diperhatikan yaitu:
1.
Tanggal pengumuman
2.
Tanggal pendaftaran ( pencatatan )
3.
Tanggal pembayaran
Tanggal
pengumuman adalah tanggal direksi PT mengumumkan adanya pembagian dividen
dengan suatu jumlah tertentu untuk setiap lembar saham yang beredar. Pada
tanggal ini dicatat adanya utang dividen, dan laba ditahan didebit. Pada
tanggal pendaftaran (pencatatan) tidak ada jurnal yang dibuat. Saham yang
dijual sesudah didaftarkan disebut“Stock ex dividends” . Pada tanggal pembayaran,
dividend yang terutang dilunasi dan dicatat dengan mendebit rekening utang
dividen dan mengkredit rekening aktiva. Apabila dividen yang dibagi itu
berbentuk saham sendiri maka jurnal pencatatannya berbeda dari yang tersebut diatas.
Berikut ini diberikan penjelasan untuk masing-masing jenis dividen.
1.
Dividen kas
Dividen
yang paling umum dibagikan oleh PT adalah dalam bentuk kas. Yang perlu
diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya deviden
kas ialah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian diveden
tersebut. Jurnal untuk mencatat pembagian dividen kas ini dibuat pada
pengumuman dan pembayaran.
Jurnal pada saat
pengumuman :
Laba
Ditahan
Rp. xx
Utang Dividen
Kas
Rp. xx
Jurnal pada saat
pembayaran :
Utang Dividen
Kas
Rp. xx
Laba
Ditahan
Rp. xx
2.
Dividen aktiva selain kas (Property
Dividends)
Kadang-kadang
dividen dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas, dividen dalam bentuk ini
disebut property dividends. Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat
berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh PT, barang dagangan atau
aktiva-aktiva lainnya.
Jurnal pada saat
pengumuman :
Laba Ditahan
Rp. xx
Utang
Dividen
Rp. xx
Jurnal pada saat
pembayaran:
Utang Dividen
Rp. xx
Investasi
Rp. xx
3.
Dividen Utang
(Scrip Dividends)
Dividen
Utang (Scrip dividends) timbul apabila laba ditahan itu saldonya mencukupi
untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup. Sehingga
pimpinan PT akan mengeluarkan scrip devidends yaitu janji tertulis untuk
membayar jumlah tertentu di waktu yang akan dating. Scrip devidends ini mungkin
berbunga, mungkin juga tidak.
Jurnal pada saat
pengumuman :
Laba Ditahan
Rp. xx
Utang Dividen
scrip
Rp. xx
Jurnal ketika
pembayaran disertai bunga:
Utang Dividen
Scrip
Rp. xx
Biaya
Bunga
Rp. xx
Kas
Rp. xx
4.
Dividen
Likuidasi
Dividen
Likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal. Dividen
likuidasi ini dicatat dengan mendebit rekening pengembalian modal yang dalam
neraca dilaporkan sebagai pengurang modal saham. Dalam perusahaan yang memiliki
wasting asset yang tidak akan diganti, bisa membagi dividen likuidasi secara
periodik.
Jurnal : Laba
Ditahan
Rp. xx
Agio
Rp. xx
Kas
Rp. xx
5.
Dividen Saham
Dividen
Saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kepada para
pemegang saham sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.
Dividen
Saham bisa dibagikan sebagai berikut:
1. Dividen saham berupa saham yang
jenisnya sama, misalnya dividen saham biasa untuk pemegang saham biasa, atau
dividen saham prioritas untuk pemegang saham prioritas, disebut saham biasa.
2. Dividen saham berupa saham yang
jenisnya berbeda, misalnya dividen saham prioritas untuk pemegang saham biasa
atau dividen saham prioritas untuk pemegang saham prioritas disebut dividen
saham special ( khusus)
Ada beberapa
alasan-alasan yang membenarkan pembagian dividen saham antara lain:
a) Keinginan pimpinan perusahaan untuk
menahan laba secara tetap yaitu dengan mengkapitalisasi sebagian laba ditahan.
b) Untuk dapat membagi dividen tanpa
pembagian aktiva yang diprlukan untuk modal kerja atau ekspansi.
c) Untuk menaikkan jumlah lembar saham yang
beredar, sehingga harga pasarnya akan menurun. Akibatnya mendorong terjadinya
perdagangan saham.
Jurnal pada
tanggal pengumuman:
Laba Ditahan
Rp. xx
Utang Dividen
Saham Biasa
Rp. xx
Agio Saham Biasa
(ketika
Laba)
Rp. xx
Jurnal pada
tanggal pengeluaran;
Utang Dividen
Saham
Biasa
Rp. xx
Modal Saham
Biasa
Rp. Xx
B.
Laba
ditahan
Laba Ditahan adalah laba dari operasi dibagikan dan menjadi tambahan penyertaan
pemegang saham. Laba Ditahan merupakan jumlah rupiah yang secara yuridis dapat
digunakan untuk pembagian dividen.
Transaksi-transaksi yang
mempengaruhi R/E adalah :
a. Pembagian dividen
b. L/R bersih operasi
c. Koreksi pembukuan atas laba (rugi) tahun-tahun yang lalu
a. Pembagian dividen
b. L/R bersih operasi
c. Koreksi pembukuan atas laba (rugi) tahun-tahun yang lalu
Laporan laba
rugi bisa disajikan didalam laporan Laba Rugi atau terpisah dari laporan Laba
rugi. Dan laporan laba ditahan dapat disajikan di dalam Laporan Perubahan Modal, dimana
perubahan laba ditahan termasuk didalamnya.
Standar akuntansi harus membedakan antara transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang mempengaruhi laba rugi yang akan disajikan dalam laporan laba rugi, dengan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang mempengaruhi laba ditahan yang akan disajikan dalam laporan Laba ditahan.
Standar akuntansi harus membedakan antara transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang mempengaruhi laba rugi yang akan disajikan dalam laporan laba rugi, dengan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang mempengaruhi laba ditahan yang akan disajikan dalam laporan Laba ditahan.
1.
Pencadangan laba di tahan
Kadang-kadang
manajemen perusahaan bermaksud menggunakan sumber-sumber perusahaan untuk
tujuan-tujuan khusus tertentu sehingga tidak dapat dibagikan dividen. Sehingga
guna memberitahukan kepada pemakai laporan tentang maksud tersebut maka
dibentuk pencadangan R/E.
Contoh:
a. Untuk perluasan perluasan pabrik dilakukan dengan mentransfer dari laba ditahan Rp 1 juta selama 5 tahun. Jurnal untuk mencatat pencadangan tersebut setiap tahun selama 5 tahun adalah sebagai berikut :
R/E Rp 1juta (D)
Laba ditahan yang dicadangkan untuk perluasan pabrik Rp 1juta (K)
a. Untuk perluasan perluasan pabrik dilakukan dengan mentransfer dari laba ditahan Rp 1 juta selama 5 tahun. Jurnal untuk mencatat pencadangan tersebut setiap tahun selama 5 tahun adalah sebagai berikut :
R/E Rp 1juta (D)
Laba ditahan yang dicadangkan untuk perluasan pabrik Rp 1juta (K)
b. Pada akhir tahun kelima saldo cadangan berjumlah Rp 5juta. Apabila perluasan pabrik telah selesai dan pencadangan tersebut sudah tidak diperlukan, maka jumlah tersebut ditransfer kembali ke laba ditahan :
Laba ditahan yang dicadangkan untuk perluasan pabrik Rp 5 juta (D)
R/E Rp 5 juta (K)
2.
Pembatasan
Laba Ditahan
Dividen
yang dibagikan dibebankan ke rekening laba ditahan. Dari waktu ke waktu dapat
dilakukan pembatasan terhadap laba ditahan dengan maksud untuk menjaga agar
tidak semua saldo tidak dibagi diminta sebagai dividen. Pembatasan ini dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Dengan membuat jurnal untuk mencatat
pembatasan laba ditahan, sehingga jumlah laba ditahan terdiri dari dua rekening
yaitu rekening laba ditahan masih bebas dan laba ditahan yang dibatasi
2. Tidak membuat jurnal pembatasan laba
ditahan.
Beberapa sebab
yang mengakibatkan terjadinya pembatasan laba ditahan:
a) Pembatasan laba ditahan untuk memenuhi
perjanjian utang jangka panjang
b) Pembatasan laba ditahan untuk
perencanaan keuangan
c) Pembatasan laba ditahan untuk
kemungkinan kerugian dimasa yang akan datang
3.
Pembatasan
Laba Ditahan untuk Memenuhi Perjanjian utang jangka panjang
Agar
pengeluaran obligasi dapat lebih menarik kreditur, biasanya dengan perjanjian
yang mewajibkan perusahaan untuk membuat dana pelunasan obligasi yang disimpan
oleh pihak ketiga. Dana ini bisa merupakan setoran periodik dengan jumlah
tertentu, atau mungkin juga jumlahnya tidak sama. Untuk mengimbangi adanya dana
pelunasan obligasi biasanya laba dithan juga diminta untuk dibatasai
penggunaannya. Jurnal yang dibuat untuk membatasi laba ditahan adalah sebagai
berikut:
Laba
Ditahan
Rp. xx
Laba
Ditahan untuk pelunasan
Obligasi
Rp. xx
Jurnal ketika
obligasi dilunasi pembatasan laba ditahan dihapuskan.:
Laba Ditahan
untuk pelunasan Obligasi
Rp. xx
Laba
Ditahan
Rp. xx
C. Pendapatan komprehensif lainnya
Pendapatan komprehensif lain (other
comprehensive income –
OCI) adalah total penghasilan
dikurang beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam
laba rugi sebagaimana yang disyaratkan dalam SAK lainnya.
Komponen
pendapatan komprehensif lain meliputi:
1. Perubahan
dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19: Aset Tidak
Berwujud);
2. Keuntungan
dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui (lihat PSAK 24: Imbalan Kerja);
3. Keuntungan
dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas asing
(lihat PSAK 10: Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing);
4. Keuntungan
dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang dikategorikan sebagai
tersedia untuk dijual (lihat PSAK 55: Instrumen Keuangan); dan
5. Bagian
efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai arus kas (lihat
PSAK 55: Instrumen Keuangan).
Entitas mengungkapkan jumlah pajak penghasilan terkait dengan komponen dari
pendapatan komprehensif lain, termasuk penyesuaian reklasifikasi, baik dalam
laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan.
Komponen dari pendapatan komprehensif
lain dapat disajikan dengan salah satu cara berikut:
a.
Jumlah neto dari dampak pajak terkait (net
of related tax effect); atau
b.
Jumlah sebelum dampak
pajak terkait (before related tax effect) disertai dengan total pajak
penghasilan yang terkait dengan komponen tersebut.
Entitas mengungkapkan penyesuaian
reklasifikasi terkait dengan masing-masing komponen pendapatan
komprehensif lain. Penyesuaian reklasifikasi (reclassification adjustments) adalah jumlah yang direklasifikasi ke
laba rugi dalam periode berjalan yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain
dalam periode sebelumnya. Penyesuaian
reklasifikasi dimasukkan dengan komponen pendapatan komprehensif lain yang
terkait pada periode di mana penyesuaian direklasifikasikan ke laba rugi.
Misalnya, keuntungan yang direalisasikan dari pelepasan aset keuangan yang
dikategorikan sebagai “tersedia untuk dijual” dimasukkan dalam laporan laba
rugi periode berjalan. Jumlah tersebut mungkin telah diakui dalam pendapatan komprehensif
lain sebagai keuntungan yang belum direalisasi pada periode sebelumnya.
Keuntungan yang belum direalisasi tersebut dikurangkan dari pendapatan
komprehensif lain pada periode ketika keuntungan
yang telah direalisasi direklasifikasi ke laba rugi untuk menghindari
memasukkan keuntungan yang belum direalisasi tersebut dua kali dalam total laba
rugi komprehensif. Perubahan reklasifikasi tidak dilakukan pada perubahan
surplus revaluasi atau pada keuntungan dan kerugian aktuarial yang diakui dalam
program dana pensiun manfaat pasti. Komponen tersebut diakui dalam pendapatan
komprehensif lain dan tidak direklasifikasi ke laba rugi pada periode
berikutnya. Perubahan surplus revaluasi dapat dialihkan ke saldo laba pada
periode berikutnya ketika aset tersebut digunakan atau dihentikan pengakuannya
dan keuntungan dan kerugian aktuarial dilaporkan dalam saldo laba pada periode
diakuinya keuntungan dan kerugian aktuarial tersebut sebagai pendapatan
komprehensif lain.
D.
Laporan Laba
Rugi Komprehensional
Entitas menyajikan seluruh komponen
pendapatan komprehensif (pos penghasilan dan beban) yang diakui dalam satu
periode:
1.
Dalam bentuk satu laporan laba rugi
komprehensif, di mana semua pos penghasilan dan beban yang diakui dalam satu periode (pendekatan satu laporan – the single statement approach);
atau
2.
Dalam bentuk dua
laporan (pendekatan dua laporan – the two statement approach):
Laporan laba rugi (statement of income) minimal mencakup penyajian
jumlah pos-pos berikut untuk periode:
a.
Pendapatan;
b.
Biaya keuangan;
c.
Bagian laba atau rugi
dari entitas asosiasi (associates) dan ventura bersama (joint venture)
yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas ;
d.
Beban pajak;
e.
Operasi yang dihentikan
(discontinued operations);
f.
Laba atau rugi
g.
Kepentingan
nonpengendali; dan
h.
Laba bersih yang
diatribusikan kepada pemilik ekuitas entitas
induk
E.
Laba
per Lembar Saham
Laba per
saham atau ernings per
share (EPS) adalah laba
yang dihasilkan dari setiap lembar saham biasa, yang dihitung dengan cara laba
bersih dibagi dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama tahun
berjalan. Jadi ketika suatu perusahaan memiliki laba bersih Rp. 10.000.000 dan
rata-rata tertimbang saham biasa sebesar Rp. 250.000, maka perusahaan tersebut
memiliki laba per saham Rp.40.
1.
Perhitungan
Dasar
Earning per share pada dasarnya dihitung
melalui perhitungan berikut ini:
EPS = Laba operasi - Dividen saham
prioritas
Rata-rata tertimbang saham biasa yang
beredar
Contoh:
Pada
tanggal 1 januari 19X1, PT "HISAM" mempunyai saham beredar 10.000
lembar saham biasa dan 2.000 lembar saham prioritas kumulatif, tidak
partisipatid 10% nominal Rp 100,00. Setiap tahun dibayarkan dividen sahan
prioritas. Pada tanggal 1 juli 19X1, dijual saham baru 1.500 lembar saham biasa
dan pada 1 oktober 19X1 dibeli sebagai saham treasury 1.000 lembar saham biasa.
Laba tahun 19X1 adalah Rp 125.000,00.
Earning
per share = Rp 125.000,00 - Rp 20.000,00*)
10.500 lembar **)
EPS = Rp 10,00
*) Rp 100,00 x 2.000 lembar x 10% = Rp 20.000,00.
**) 1 januari - 30 juni = 10.000 X 6/12 =
5.000
1
juli - 30 september = 11.500 x 3/12 = 2.875
1
oktober - 31 desember = 10.500 x 3/12 = 2.625
Rata-rata
saham beredar = 10.500 lembar
BAB III
PENUTUP
A . Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapat simpulkan setelam
membuat makala ini, kami menjadi lebih mengetahui mengenai deviden, laba
ditahan, pendapatan komprehensif lainnya, laporan laba rugi komprehensif serta
cara perhitungan laba per lembar saham.
DAFTAR PUSTAKA
0 comments:
Post a Comment